WARTA PERTIWI.COM, SURABAYA – Setiap tahun, Bank Indonesia mengapresiasi kontribusi mitra strategisnya di bidang Moneter, Sistem Pembayaran, Makro Prudential, Pengembangan UMKM dan Ekonomi Syariah, serta para pendukung kebijakan Bank Indonesia. Seiring dengan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023, 64 pemenang menerima penghargaan BI Award sebagai bentuk apresiasi.
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023, dengan tema “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional,” diselenggarakan di Gedung Bank Indonesia, Jl. M. H. Thamrin No. 2, Kel. Gambir, Kec. Gambir, Kota Jakarta Pusat, Prov. DKI Jakarta pada Rabu, 29 November 2023.
Acara tersebut dihadiri oleh Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Presiden RI Joko Widodo, Duta Besar negara sahabat Indonesia, Menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga negara, dan pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian, serta tamu undangan secara luring maupun daring.
Pada PTBI 2023, dilaksanakan juga BI Award sebagai penghargaan kepada mitra strategis yang telah berdedikasi tinggi dan berkolaborasi aktif bersama Bank Indonesia untuk memberikan kontribusi terbaik dalam mendukung visi pembangunan Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan cukup tinggi, mencapai 4,7% – 5,5% pada tahun 2024 dan 4,8% – 5,6% pada tahun 2025. Bank Indonesia bertekad untuk mengoptimalkan inovasi kebijakan guna menjaga stabilitas makro ekonomi, sistem keuangan, serta memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional.
Warjiyo menyoroti tantangan global seperti suku bunga tinggi di negara berkembang, ketidakpastian di Amerika Latin, Amerika Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Asean. Sinergi dalam ilmu pengetahuan, pengalaman, dan doa serta keyakinan diidentifikasi sebagai kunci ketahanan dan kebijakan ekonomi nasional dalam menghadapi gejolak global.
Bank Indonesia optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dan sistem keuangan yang terjaga. Transformasi sektor riil, termasuk infrastruktur fisik dan digital, hilirisasi sumber daya alam, pariwisata, ekonomi kreatif, dan digitalisasi, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan moneter 2024 fokus pada menjaga stabilitas, khususnya dalam stabilisasi nilai tukar akibat ketidakpastian ekonomi global. Pengelolaan lalu lintas devisa akan melibatkan alokasi aset sesuai dinamika pasar global, dan perluasan instrumen penempatan valas, termasuk peningkatan penggunaan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).
Untuk Kebijakan Makroprudensial 2024, semua instrumen tetap diberlakukan secara longgar, meskipun rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) mengalami penurunan. Bank Indonesia akan memberikan fleksibilitas likuiditas perbankan sekitar 81 triliun untuk menjaga stabilitas kredit dan sistem keuangan.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim), Rizki Ernadi Wimanda, menyampaikan optimisme “Jatim Bangkit” dan sinergi untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional. Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga menyoroti kebijakan pendalaman dan pengembangan pasar uang 2024, penguatan Surveilans Sistemik, kebijakan sistem pembayaran 2024, dan akselerasi digitalisasi.
Penguatan mandat Bank Indonesia, sesuai dengan UU P2SK dan UU BI, bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan moneter dan sistem pembayaran menjadi landasan tugas Bank Indonesia dalam mencapai stabilitas nilai rupiah, menjaga stabilitas sistem pembayaran nasional, serta turut menjaga stabilitas sistem keuangan. (id@)