WARTA PERTIWI.COM, MATARAM – Pementasan teater dengan lakon “Tong Kosong” yang dimainkan oleh Bengkel Aktor Mataram pada Sabtu malam, 16 Desember 2023 di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Mataram memiliki pesan moral yang cukup mendalam. Pasalnya, dalam pentas itu menyinggung dan mengingatkan kepada pemimpin Indonesia agar tak sekadar bicara dan ingkar janji.
Pentas teater ini adalah kegiatan kesenian yang mendapat dukungan dari Relawan GaMa (Ganjar-Mahfud) Mataram karena memiliki relevansi dengan perjuangan para relawan Ganjar-Mahfud yang ada di berbagai wilayah yang senantiasa mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya kepemimpinan yang berintegritas.
Kepemimpinan Tong Kosong, yang setiap berjanji selalu diingkari sendiri. Tak hanya soal janji, tapi komitmen untuk konsisten menegakkan hukum hanya ucapan belaka, tak terbukti sebagaimana Tong Kosong yang hanya nyaring tapi tak berisi.
Melalui penulis naskah dan sutradaranya, Kongso Sukoco, dikatakan bahwa lakon Tong Kosong ini merupakan sketsa situasi Indonesia hari ini. Kisah tentang percakapan orang dalam beberapa isu. Namun percakapan itu atau monolog seseorang itu, tidak berjalan linier atau tak bersambung ke selanjutnya. Misalnya, satu tokoh bicara tentang sosok yang harus disalahkan.
Di bagian selanjutnya, ada percakapan tentang isu yang berbeda. Jadi pertunjukan Tong Kosong seperti lontaran ujaran yang berserakan tanpa bersambung ke dialog berikutnya. Peristiwa yang meletup tiba-tiba, yang tak berpretensi bersambungan dan menjadi utuh, atau terpisah-pisah, bisa bermakna atau cuma pertunjukan Tong Kosong.
Peristiwa atau ujaran bisa menjadi bingkai memperindah atau sebaliknya hanya nyaring bunyinya. Tapi itu meneggelamkan hidup sehari-hari, sehingga banyak orang yang lupa hendak kemana. Dan tiba-tiba makin banyak orang melupakan untuk apa bicara dan melakukan sesuatu.
“Ini kisah yang tak terduga. Karena itu tidak ada cerita yang disampaikan, tapi mozaik peristiwa yang terpisah-pisah. Orang-orang seperti kehilangan pegangan dan merasa sia-sia,” paparnya.
Dengan mengenakan kaos bergambar Ganjar-Mahfud, para relawan GaMa Mataram dan tim relawan GAMA lainnya yang kemudian berfoto bersama pemain, para relawan yang hadir dalam jumlah puluhan orang itu.
Baiq Hamidah mewakili relawan lainnya mengatakan, sebagai relawan Ganjar-Mahfud bekeinginan menyampaikan pesan kuat agar pemerintahan di masa mendatang tak boleh dipimpin oleh mereka yang tak ubahnya Tong Kosong, pandai berjanji tapi tak pernah bisa membuktikan janjinya.
Para relawan dengan kaos bergambar dan jaket yang bertuliskan Ganjar-Mahfud selalu menunjukan 3 jarinya sesuai nomor urut calon yang sedang disosialisasikan sebagai sosok yang tidak Tong Kosong.
Sementara, Dayu Martini, mengatakan pemimpin itu tak boleh seperti Tong Kosong yang cuma pandai bicara, melainkan tong yang berisi agar bisa memberikan kemanfaatan melalui kerja-kerja nyata.
Dalam pandangannya, Ganjar-Mahfud sebagaimana terlihat rekam jejaknya adalah pasangan yang sudah terbukti telah melakukan sesuai dengan apa yang diucapkannya selama ini.
Dalam dua periode kepemimpinannya, Ganjar Pranowo telah membawa Provinsi Jawa Tengah tumbuh dalam pemerintahan yang dirasakan keberhasilannya oleh masyarakat (data atas itu empirik). Halnya dengan Mahfud MD, masyarakat Indonesia sangat paham betul akan sifatnya yang pemberani dan kompetensi keilmuannya, khususnya di bidang hukum yang menjadi bidang kepakarannya.
“Tegak dan konsistennya hukum terlihat pada perilaku dan diri seorang Mahfud MD. Tong Kosong memang hanyalah sebuah lakon teater, tapi ia telah menjadi inspirasi untuk penonton (masyarakat) untuk tidak salah memilih pemimpin yang tak ubahnya sebagai Tong Kosong,” tegasnya.(*/id@)