WARTA PERTIWI.COM, SURABAYA – Fakultas Sastra Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) kembali sukses menggelar acara akademik tahunan Seminar Internasional ECKLL XII (Enrichment of Career by Knowledge of Language and Literature).
Acara ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom dan YouTube Live dengan partisipasi sebanyak 108 peserta dosen dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi nasional dan internasional.
Dengan mengusung tema besar “Artificial Intelligence (AI) Revolution: How AI Changes Our Culture, Society, and Economy,” seminar bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kecerdasan buatan (AI) mengubah berbagai aspek kehidupan manusia.
Seminar ini membahas empat aspek utama: edukasi, dampak, kolaborasi, dan inovasi.
Dalam kesempatan sambutan pertama Arie Setyorini, mewakili Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap kegiatan seperti ECKLL yang memperkuat pengembangan bahasa dan sastra Indonesia.
“AI sangat membantu program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yaitu literasi kebahasaan dan kesastraan, perlindungan bahasa dan sastra, serta internasionalisasi bahasa Indonesia. Ketiga program ini sangat terbantukan dengan adanya AI.”, ujar Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur ini.
Dalam implementasinya, Balai Bahasa telah lama berkolaborasi dengan Fakultas Sastra Unitomo, salah satunya melalui ECKLL XII ini.
“Harapan kami, seiring dengan kemajuan teknologi, bahasa Indonesia dapat semakin berjaya di dunia internasional,” imbuh Arie.
Sementara itu Amirul Mustofa, Wakil Rektor I Unitomo ketika membuka acara mewakili Rektor, menyampaikan apresiasi atas konsistensi Fakultas Sastra menyelenggarakan ECKLL setiap tahun.
Ia menegaskan bahwa ECKLL menjadi ajang yang selalu ditunggu karena pembahasannya yang relevan dengan perkembangan terkini.
“Setiap tahun, ECKLL sukses menarik perhatian dosen dan peneliti dari berbagai negara berkat tema-tema inovatif yang disajikan. Kami berharap, ke depan, kegiatan ini dapat menghasilkan publikasi dalam bentuk jurnal nasional dan internasional terakreditasi, tidak hanya berhenti pada prosiding saja,” ungkap Doktor Ilmu Kebijakan Publik ini.
Dalam kesempatan laporan Ketua pelaksana ECKLL XII, Isnin Aini menambahkan, pemilihan tema tentang AI didasarkan pada perannya yang revolusioner dalam kehidupan manusia.
“AI telah membawa perubahan besar di berbagai bidang, termasuk ekonomi, pendidikan, transportasi, dan kesehatan. Dengan AI, efisiensi dan kualitas hidup manusia meningkat secara signifikan,” jelas dosen Sastra Jepang ini.
Acara ini menghadirkan empat keynote speaker internasional yang memberikan pandangan unik tentang pengaruh AI.
Pada kesempatan paparan pertama Shinohara Aki, MA., dari The Japan Foundation, memaparkan bagaimana AI menjadi alat pendukung dalam pembelajaran Bahasa Jepang.
Ia menegaskan, “Guru dan AI memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi. AI membantu tugas teknis, sementara guru mendukung pengembangan ide kreatif di kelas”, papar Japanese Language Senior Specialist ini.
Sementara itu Dr.Mark Anthony G. Moyaro keynote speaker dari Filipina mengeksplorasi hubungan manusia dan robot AI dalam budaya populer.
Melalui teori post-humanisme, ia mengkaji film-film seperti Blade Runner dan Her, yang menggambarkan hubungan emosional antara manusia dan teknologi.
“Robot-robot pada film AI dipandang semi mandiri atau otonom dengan perasaan seperti manusia, bahkan ada yang mendominasi contohnya sepert pada film Matrix, juga ada yg mengenal perasaan seperti pada film Her, “tutur doktor dari Central Luzon State University Filipina.
Dalam bidang pembelajaran dan edukasi bahasa asing Dr. Rokiah binti Paee pembicara dari Malaysia menyoroti pentingnya teknologi dalam pembelajaran Bahasa Jepang sebagai bahasa asing (JFL).
Menurutnya, aplikasi digital dan bahan pelengkap dapat meningkatkan efisiensi serta menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik.
“Alat teknologi, seperti aplikasi pembelajaran, platform digital, dan perangkat interaktif, memberikan kemudahan akses, meningkatkan efisiensi proses belajar, dan menciptakan pengalaman yang lebih menarik. Disisi lain, bahan pelengkap, seperti materi tambahan yang kontekstual dan mendukung kurikulum, berperan dalam memperkaya pembelajaran”, ujar Doktor dari Universiti Malaysia, Sarawak ini.
Dibidang seni dan perfilman Hisham Zreiq B.CoE, seorang pakar film asal Palestina, berbagi pandangannya tentang penggunaan AI dalam seni. Ia mengakui AI mempermudah proses kreatif, namun juga membawa tantangan seperti potensi hilangnya pekerjaan di industri seni.
“Diantara nilai positifnya yaitu memudahkan pembuatan karya seni termasuk film dan lagu misalnya yang dinyanyikan oleh AI bukan manusia, tetapi resikonya tentu berbayar dan membutuhkan dana yang semakin besar, kemudian nilai negatifnya memungkinkan para penyanyi kehilangan pekerjaan”, kata Filmmaker/Visual Artist ini.
Selain sesi pleno, acara ini dilengkapi sesi paralel yang membahas berbagai isu akademis, mulai dari penelitian sastra, linguistik, pendidikan, hingga inovasi teknologi.
Makalah yang dipresentasikan akan diterbitkan dalam prosiding resmi ECKLL XII, memperkuat kontribusi Unitomo dalam perkembangan ilmu pengetahuan di tingkat nasional dan internasional.
Melalui ECKLL XII 2024ini , Fakultas Sastra Unitomo kembali menunjukkan perannya sebagai pusat inovasi akademik dan kolaborasi global.
Seminar ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang perkembangan AI, tetapi juga menjadi platform strategis untuk memperkuat jejaring internasional dalam dunia pendidikan, budaya, dan sastra.(*/Id@)